Muhasabah berasal dari kata hasaba-yuhasibu-muhasabah yaitu mengoreksi, mengevaluasi dan introspeksi diri. Namun dalam penggunaannya, istilah yang tepat adalah muhasabatun nafsi. Muhasabatun nafsi atau introspeksi diri merupakan perkara penting, karena dalam proses pelaksanaannya terdapat nilai kejujuran dan keberanian, yakni keberanian untuk mengakui kesalahan. Hasil dari sebuah muhasabatun nafsi adalah perbuatan nyata.
Terdapat firman Allah yang memotivasi kita
untuk melakukan muhasabatun nafsi, yakni dalam Qs. Al-Hasyr:18
يأيّهاالّذين امنوا اتّقواالله ولتنظرنفس مّا قدّمت لغد
واتقوا الله انّ الله خبيربما تعملون
Konsep dasar dari muhasabah adalah memperhatikan apa yang diperbuat agar hari seterusnya menjadi lebih baik. Ada dua hal yang perlu di-muhasabah-kan, pertama adalah muhasabah tentang hal-hal positif yang telah dilakukan di hari itu dan bertekad untuk meningkatkannya.
Kedua, adalah hal negatif lalu berteka untuk tidak
mengulanginya lagi. Muhasabah tidak selalu tentang introspeksi diri sendiri,
akan tetapi juga bisa mengenai orang lain sehingga kita termotivasi akan hal
baik yang orang lain perbuat dan tidak melakukan kesalahan yang sama.
Ada beberapa pendapat dalam menjelaskan kapan
waktu yang tepat untuk bermuhasabah. Menurut Ibnu Qayyim muhasabahtun nafsi hendaknya dilakukan sebelum dan sesudah
melakukan perbuatan. Lalu Ibnu Qudamah menganjurkan agar bermuhasabah di setiap pagi dan sore hari.
Namun jumhur ulama’ menganjurkan agar muhasabah dilakukan setiap sebelum tidur. Untuk beristiqomah dalam muhasabatun nafsi harus ada keadaran
untuk bermuhasabah, menyadari pentingnya ber-muhasabatun nafsi adalah agar terhindar dari kesalahan yang
sama dan meningkatkan perbuatan baik.
Dalam masa pandemi ini tentunya penting untuk
melakukan muhasabatun nafsi, agar
berhati-hati dalam melakukan sesuatu. Saat ini semua aktivitas terganggu akibat
adanya Covid-19. Dengan bermuhasabah kita memahami bahwa ini adalah ujian yang mestinya kita
hadapi dengan tawakal dalam rangka menggapai ridha Allah SWT.
Menyikapi berita yang masih simpang siur, muhasabatun nafsi mengajak kita untuk melakukan sesuatu seperti mendukung upaya pemerintah di antaranya tidak menyebarkan berita hoax tentang pandemi, menghindari kerumunan, menjaga jarak, dan memakai masker.
Kudus, 23 April 2021
Penulis: Amrina Rosyada,
Pengurus HMP IQT IAIN Kudus
Editor: Dwi Wahyuningsih
0 Komentar