Pentingnya Muhasabatun Nafsi di Era Pandemi

Source: Pixabay.com

Muhasabah berasal dari kata hasaba-yuhasibu-muhasabah yaitu mengoreksi, mengevaluasi dan introspeksi diri. Namun dalam penggunaannya, istilah yang tepat adalah muhasabatun nafsi. Muhasabatun nafsi atau introspeksi diri merupakan perkara penting, karena dalam proses pelaksanaannya terdapat nilai kejujuran dan keberanian, yakni keberanian untuk mengakui kesalahan. Hasil dari sebuah muhasabatun nafsi adalah perbuatan nyata.

Terdapat firman Allah yang memotivasi kita untuk melakukan muhasabatun nafsi, yakni dalam Qs. Al-Hasyr:18

يأيّهاالّذين امنوا اتّقواالله ولتنظرنفس مّا قدّمت لغد واتقوا الله انّ الله خبيربما تعملون

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah. Sungguh Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”

Konsep dasar dari muhasabah adalah memperhatikan apa yang diperbuat  agar hari seterusnya menjadi lebih baik. Ada dua hal yang perlu di-muhasabah-kan, pertama adalah muhasabah tentang hal-hal positif yang telah dilakukan di hari itu dan bertekad untuk meningkatkannya. 

Kedua, adalah hal negatif lalu berteka untuk tidak mengulanginya lagi. Muhasabah tidak selalu tentang introspeksi diri sendiri, akan tetapi juga bisa mengenai orang lain sehingga kita termotivasi akan hal baik yang orang lain perbuat dan tidak melakukan kesalahan yang sama.

Ada beberapa pendapat dalam menjelaskan kapan waktu yang tepat untuk bermuhasabah. Menurut Ibnu Qayyim muhasabahtun nafsi hendaknya dilakukan sebelum dan sesudah melakukan perbuatan. Lalu Ibnu Qudamah menganjurkan agar bermuhasabah di setiap pagi dan sore hari.

Namun jumhur ulama’ menganjurkan agar muhasabah dilakukan setiap sebelum tidur. Untuk beristiqomah dalam muhasabatun nafsi harus ada keadaran untuk bermuhasabah, menyadari pentingnya ber-muhasabatun nafsi adalah agar terhindar dari kesalahan yang sama dan meningkatkan perbuatan baik.

Dalam masa pandemi ini tentunya penting untuk melakukan muhasabatun nafsi, agar berhati-hati dalam melakukan sesuatu. Saat ini semua aktivitas terganggu akibat adanya Covid-19. Dengan bermuhasabah kita memahami bahwa ini adalah ujian yang mestinya kita hadapi dengan tawakal dalam rangka menggapai ridha Allah SWT.

Menyikapi berita yang masih simpang siur, muhasabatun nafsi mengajak kita untuk melakukan sesuatu seperti mendukung upaya pemerintah di antaranya tidak menyebarkan berita hoax tentang pandemi, menghindari kerumunan, menjaga jarak, dan memakai masker.

Kudus, 23 April 2021

Penulis: Amrina Rosyada, Pengurus HMP IQT IAIN Kudus

Editor: Dwi Wahyuningsih


Posting Komentar

0 Komentar