Cara Mudah Membuat Makalah - Bagian 3


Tulisan kali ini akan membahas sedikit mengenai kiat-kiat yang dapat diikuti dalam membuat makalah. Namun sebelum itu, ada beberapa hal yang penting untuk diingat, yaitu:

  • Luruskan niat dan kuatkan komitmen dalam mengerjakan makalah
  • Menghindari plagiat
  • Selalu gunakan CTRL+S selama proses pengerjaan (sebab kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya)

Kemudian, atur dahulu format penggunaan font, ukuran font, margin, spasi, ukuran kertas, dan pengaturan paragraf pada Microsoft Word. Di antaranya sebagai berikut:

  • Ukuran kertas: A4
  • Spasi: 1,5
  • Font: Times New Roman (TNR)
  • Ukuran font: 12
  • Paragraf: justify atau klik CTRL+J (pengaturan paragraf rata kanan-kiri)
  • Margin, sebenarnya beberapa dosen tidak terlalu memperhatikan bagian ini, kalaupun iya biasanya ketentuannya berbeda beda. Ada yang top-bottom: 4 cm dan left-right: 3 cm (4,3,4,3), ada pula yang kesemuanya 3 cm (3,3,3,3), ada pula yang hanya bagian left saja 4 cm sedangkan lainnya 3 cm (4,3,3,3). Biasanya yang menggunakan margin bagian kirinya 4 cm ditujukan pada makalah hardcopy (cetak) agar terlihat rapi ketika dijilid.

Gambar 1. Menu pengaturan Page Setup Microsoft Word

Gambar 2. Pengaturan Paper Size

Gambar 3. Contoh pengaturan margin 4,3,4,3

***

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa tidak ada aturan baku dalam pembuatan makalah secara keseluruhan, namun secara garis besar selalu mengandung tiga bagian utama yaitu pendahuluan, pembahasan, dan penutup serta ditambah dengan daftar pustaka. Secara spesifik aturan pembuatan makalah biasanya menganut ketentuan instansi, atau dalam hal ini adalah dosen. Maka ketika pertemuan awal masa kuliah pastikan untuk memperhatikan dengan sungguh-sungguh penjelasan dari dosen terutama terkait dengan tugas.

Membuat bagian Pendahuluan

Bagian pendahuluan adalah bab pertama dalam penyusunan makalah. Bagian ini sebenarnya bukan saja berisi latar belakang dan rumusan masalah semata, namun kadang pula terdapat tujuan. Di IAIN Kudus sendiri, cukup jarang dosen yang meminta mencantumkan tujuan makalah dalam bab pendahuluan.

Latar Belakang

Dalam bagian ini, kita diminta menjabarkan alasan atau masalah dari tema yang hendak dibahas. Kesalahan yang biasa dilakukan mahasiswa dalam bagian ini adalah mendefinisikan judul dan bukan menguraikan masalah. Contohnya, judul makalah adalah Munasabah Alquran. Maka yang harus disampaikan di bagian latar belakang adalah terkait mengapa mempelajari munasabah Alquran itu penting. Bukan menjabarkan definisi munasabah dan definisi Alquran yang seharusnya ditempatkan di pembahasan.

Rumusan Masalah

Penulisan rumusan masalah haruslah menggunakan kalimat tanya yang memuat unsur 5W+1H (what, why, when, where, who, when, + how). Namun yang lebih disarankan adalah penggunaan kalimat tanya how (bagaimana), sebab kata tanya ini lebih tepat digunakan untuk menjabarkan suatu permasalahan. Beberapa dosen banyak juga yang menyarankan untuk menghindari penggunaan kalimat tanya what (apa) karena dinilai kurang tepat dan kurang mampu dalam menjelaskan permasalahan.

Agar lebih mudah dipahami, kita ambil contoh saja makalah dengan judul Munasabah Alquran. Sebelumnya, tentukan dahulu apa saja yang hendak dibahas. Misalnya, definisi/pengertian munasabah Alquran, jenis-jenis munasabah, dan contohnya. Maka, dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana pengertian munasabah Alquran?
  2. Bagaimana jenis-jenis munasabah Alquran dan contohnya?

Atau dapat pula dibuat menjadi tiga pertanyaan, sebab minimal pertanyaan yang harus dicantumkan umumnya adalah dua atau tiga. Meski terkadang ada pula dosen yang memberikan sampai empat rumusan masalah, tapi itu sangat jarang.

Membuat Bagian Pembahasan

Pada bagian ini kita diminta untuk menguraikan jawaban dari rumusan masalah yang telah diajukan. Penguraian jawaban haruslah logis, ilmiah, mudah dipahami dan tidak bertele-tele. Bagian pembahasan akan dibagi menjadi beberapa sub-bab bergantung pada jumlah rumusan masalah yang diajukan sebelumnya. Masih dengan contoh yang sama, yakni makalah berjudul Munasabah Alquran sebagaimana dua rumusan masalah yang sebelumnya telah diajukan, maka sub-bab pembahasan pun ada dua:

  1. Pengertian Munasabah Alquran
  2. Jenis-jenis Muhasabah Alquran dan Contohnya

Membuat Bagian Penutup

Bagian ini memiliki sub-bab yaitu simpulan/kesimpulan. Pernah ada yang mendebatkan mana yang benar, simpulan ataukah kesimpulan? Namun semua itu kembali pada ketentuan instasi atau dosen yang bertugas, jika memang tidak dipermasalahkan, maka tidak perlu dipusingkan. Di bab ini ada pula sub-bab saran, namun cukup jarang digunakan.

Bagian simpulan memuat penafsiran atau pemaknaan secara menyeluruh terkait pembahasan yang sebelumnya telah diuraikan pada bab kedua. Sederhananya, simpulan adalah jawaban dari pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Maka, hindari menulis simpulan dengan cara merangkum atau sekedar mengambil penggalan kalimat dari bab pembahasan. Melainkan gunakan kalimatmu sendiri yang dirasa dapat menjawab rumusan masalah di bab pertama. Sedangkan bagian saran biasanya berisi tindak lanjut dari penulis makalah atas pembahasan yang telah diuraikannya.

Membuat Daftar Pustaka

Sebenarnya pembahasan terkait pembuatan daftar pustakan harusnya memiliki bab tersendiri, sebab akan cukup panjang pembahasannya. Namun sederhananya bagian ini berisi sumber informasi yang digunakan selama membuat makalah, dapat berupa buku, jurnal, majalah,  skripsi, dll. Biasanya ditulis berdasarkan urutan abjad. Untuk memudahkan mahasiswa dalam membuat daftar pustaka biasanya dosen menyarankan penggunaan aplikasi Mendeley atau Zotero.

Gambar 4. Tampilan Daftar Pustaka

Gambar 5. Tampilan Mendeley

Gambar 6. Menu Refrences

***

Demikianlah kiat-kiat yang dapat diikuti untuk membuat makalah yang baik. Perlu diingat pula bahwa dalam pembuatan makalah tidak harus runtut mulai dari dari judul, pendahuluan, hingga kesimpulan. Dapat juga dicari pembahasannya dahulu, baru mengerjakan pendahuluan, hingga kesimpulan dan daftar pustaka. Dalam proses pengerjaannya hal itu sah-sah saja, hanya saja dalam hal sistematika tetap harus runtut dan tertib.

Hal-hal dijabarkan dalam tulisan ini mengambil sumber dari materi Bu Novita Pancaningrum, M.Pd. dalam acara Diklat yang diadakan oleh DEMA Fakultas Ushuluddin pada 7 September 2019, pembelajaran kuliah, dan pengalaman pribadi. Tulisan ini hanya membahas seputar makalah yang menjadi tugas harian mahasiswa semata, bukan makalah dalam artian artikel jurnal, karena memiliki sistematika yang berbeda. Karena seringkali ketika mencari tahu tentang cara membuat makalah, banyak yang menyamakannya dengan jurnal, meski memang hampir sama.

Barangkali masing-masing dari kita memiliki perbedaan pemahaman atau hal-hal menarik yang dapat ditambahkan untuk melengkapi tulisan ini agar lebih baik. Silakan untuk menyampaikan pendapatmu di kolom komentar atau share jika artikel ini bermanfaat.

Kudus, 23 Juli 2021

Penulis: Dwi Wahyuningsih, Pengurus HMPs IQT IAIN Kudus.

Posting Komentar

0 Komentar