Di dalam pikiran terjauh dan terkecil kita, pasti pernah terbesit suatu hal yang unik dan mempertanyakannya, namun sebagian besar dari pikiran itu hilang dengan sendirinya tanpa menemukan jawabannya. Pertanyaan-pertanyaan ‘unik’ itu juga dialami oleh para ulama terdahulu sehingga kita sering menemukan pernyataan di dalam kitab tafsir yang baru pertama kali kita dengar, dan sangat menggembirakan untuk mengetahuinya.
Di antara pertanyaan-pertanyaan unik tersebut adalah mengenai kalimat syahadat; baik syahadat tauhid maupun syahadat rasul. Pertanyaan ini terfokus pada jumlah bilangan kalimat dan kata yang ada di dalamnya. Baik, kita akan memulai dengan pertanyaan mengapa dua kalimat syahadat لَا إلَهَ إلاَّ اللَّهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ terdiri dari 7 kata? Dan mengapa kedua kalimat tersebut juga terdiri dari 24 huruf? Imam Syihabuddin ibn Ahmad ibn ʻImad al-Aqfahsi merangkum jawaban dari pertanyaan tersebut sebagai berikut:
Kalimat لَا إلَهَ إلاَّ اللَّهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ terdiri dari 7 kata ini untuk menandingi jumlah pintu jahannam yang juga terdapat 7 pintu, sebagaimana yang terdapat di dalam QS. al-Hijr: 43-44
وَاِنَّ جَهَـنَّمَ لَمَوۡعِدُهُمۡ
اَجۡمَعِيۡنَۙ
٤٣ لَهَا
سَبۡعَةُ اَبۡوَابٍ لِكُلِّ بَابٍ مِّنۡهُمۡ جُزۡءٌ مَّقۡسُوۡمٌ٤٤
"Maka barang siapa yang membacanya (seorang muslim) maka akan dijaga dari buruknya 7 pintu-pintu neraka jahannam".
Kemudian terkait
jumlahnya yang terdiri dari 24 huruf, menurut Fakhruddin al-Razi, hal ini
menyerupai jumlah waktu yang terjadi dalam sehari semalam yang berjumlah 24
jam. Maka barang siapa yang membacanya, akan ditulis kepadanya ibadah satu jam
pada setiap hurufnya, dan diampuni dosa-dosanya selama 24 jam sehari semalam.
Masih ada banyak pertanyaan beserta jawaban unik seperti ini yang ditulis oleh Imam Syihabuddin ibn Ahmad ibn ʻImad al-Aqfahsi di dalam kitabnya; Kasyf al-Asrar amma Khafiya ‘an al-Afkar. Kita akan membahasnya di kesempatan lain, Insya Allah. Wallahu a’lam.
Oleh: (Muhammad Ainun Na'im, Mahasiswa IQT 2021)
0 Komentar